belajar seo 0115

Rabu, 29 Oktober 2014






Matinya rasa empati di atas KRL Commuter Line


Baru beberapa hari lalu sebuah foto disebar di twitter. Dalam foto di atas KRL Commuter Line itu, seorang penyandang disabilitas duduk di lantai. Sementara tiga orang pria duduk santai di kursi prioritas. Foto ini dibully di media sosial.

Setiap gerbong KRL memang dilengkapi bangku prioritas untuk wanita hamil, lansia, penyandang disabilitas dan ibu membawa balita. Ada 12 kursi di setiap gerbong.

Namun lagi-lagi ada penumpang yang tak tahu diri cuek saja duduk di kursi itu.

Pantauan merdeka.com, Sabtu (8/3) seorang pria muda santai saja duduk di kursi prioritas. Dia mengenakan earphones sambil tertidur.

Banyak ibu membawa balita di dalam Kereta jurusan Bogor-Jakarta ini. Beberapa penumpang mencoba membangunkan pria ini untuk memberikan kursinya. Namun dia tetap tertidur.

Akhirnya penumpang memanggil petugas keamanan di gerbong sebelah. Setelah ada petugas datang, baru pria itu bangun.

Penumpang pun menyindir pria itu. Yang disindir cuek saja.

"Banyak orang naik KRL sekarang cuek saja lihat penumpang hamil atau bawa anak. Nggak ada empatinya sama orang cacat. Padahal pada sehat, tapi tetep aja duduk di kursi prioritas. Banyak yang pura-pura tidur, biar nggak disuruh pindah," curhat Ratna seorang penumpang Commuter Line.

Ratna menyesalkan tindakan seperti itu. Sayangnya lagi hal ini dilakukan orang-orang berpendidikan.

"Jangan dikira orang kantoran yang rapi itu toleran. Mereka juga nggak tahu aturan. Duduk santai sambil baca koran, main smartphone. Sayang kan orang berpendidikan kelakuannya seperti itu," keluhnya.

Jessie (29), seorang pengguna KRL Bogor-Jakarta punya kenangan buruk saat meminta kursi prioritas pada seorang laki-laki. Saat itu Jessie sedang hamil 7 bulan.

"Saya minta tempat duduk. Laki-laki itu bilang kalau hamil jangan naik KRL dong. Saya juga bayar," tutur Jessie menceritakan hal itu kepada merdeka.com.

Tapi tak selamanya penumpang kurang ajar seperti itu. Ryan, seorang warga Bojong Gede mengaku selalu memberikan kursi jika lihat ada yang butuh. Dia malu duduk kalau ada lansia, ibu-ibu atau wanita hamil berdiri.

"Nggak semua penumpang menyebalkan kok. Banyak yang masih toleran. Cuma yang menyebalkan dan tak tahu diri memang makin banyak," kata Ryan.

Andi, seorang petugas keamanan Commuter Line mengakui personel yang berjaga di atas rangkaian KRL memang kurang. Dulu saat masih ada pembagian KRL ekonomi dan CL, memang petugas selalu berkeliling untuk menanyakan karcis. Tapi sekarang tidak ada, karena PT KCJ menerapkan sistem tap in tiket pada pintu di stasiun.

Kembalikan Kenyamanan Commuter Line!!

1 Juli, hari pertama pemberlakuan tarif progressif untuk kereta listrik "Commuter Line" atau yang biasa disebut "KRL AC" karena memang yang membedakan adalah fasilitas pendingin udara (AC) di dalam kereta dan kipas angin yang kadang nggak terasa. (tapi kipas angin di kereta ekonomi juga ada sih) pfft!

Siapa yang tidak antusias dengan sistem tarif progressif ini? Dengan tarif seperti ini yang bepergian dengan jarak stasiun dekat bisa membayar murah, begitu pula untuk yang jauh, hanya dikenakan tarif tertinggi flat. Apalagi dengan berlakunya sistem tiket elektronik,pengguna bisa menggunakan "kartu multitrip" untuk mempermudah perjalanan. Tidak perlu repot ataupun takut ketinggalan kereta karena mengantri di loket. tinggal "Tap in.... Tap out.. and go."

Pengalaman kemudahan menggunakan kartu multitrip KRL Commuter Line ini gue rasakan, ketika sedang terburu-buru, tinggal "Tap In", lalu dorong tripod, dan langsung berlari masuk ke dalam kereta, tanpa repot antri beli tiket di loket stasiun. Begitu juga saat keluar stasiun, "Tap Out.. and go.", nggak repot harus memasukan kartu ke dalam ticket gate.

Tiket Multi Trip Commuter Line

Tiket Single Trip Commuter Line (versi merah)
Berlakunya sebuah sistem yang baru tentu saja terdapat masalah dalam masa transisi nya. Dari mulai, masalah infrastruktur, sampe kebiasaan penumpang. Banyak penumpang kelas ekonomi yang mulai beralih menggunakan Commuter Line. Namun sayangnya penumpang kelas ekonomi masih membawa kebiasaan-kebiasaan kelas ekonomi, dengan duduk di lantai kabin, berdesakan mengganjal pintu kereta sehingga pintu kereta tidak bisa menutup, membawa barang yang ukurannya melebihi peraturan Commuter line. Sangat tidak tertib, tidak safety dan tidak sesuai dengan tujuan sistem tiket progressif agar lebih banyak penumpang ter-angkut.
Image result for commuterline

 

PT KCJ Wajib Mendidik Penumpang KRL Commuter Line

Melihat semakin amburadulnya pelayanan dan kenyamanan dalam transportasi KRL Commuter Line, operator PT KCJ (anak perusahaan PT KAI) seharusnya memiliki tanggung jawab dalam hal mendidik para penumpang kereta supaya lebih tertib saat menggunakan jasa transportasi massal tersebut. Caranya bagaimana?
Tahap pertama, adalah pemasangan pamflet pengumuman terbuka di semua gerbong KRL Commuter Line dengan tulisan huruf yang lebih besar sehingga mudah dibaca oleh penumpang yang duduk maupun berdiri. Misalnya, tatacara duduk di bangku kereta yang sopan agar kapasitas satu baris tempat duduk dapat maksimum diisi oleh 7 (tujuh) orang. Penumpang boleh tidur di KRL dengan posisi duduk, bukan tidur terlentang di tempat duduk, walau kondisi tidak penuh.
Aturan tertib penumpang lainnya: penumpang dilarang duduk di lantai karena membuat sempit ruangan bagi penumpang yang berdiri, dan tidak boleh bawa makanan kecuali minuman. Lalu penumpang dilarang dilarang keras duduk di bangku khusus untuk Lansia, ibu bawa anak dan ibu hamil.
Semua aturan tata tertib disiplin penumpang tersebut harus tertulis dalam huruf kapital yang besar yang mudah dilihat oleh setiap penumpang saat berada di dalam gerbong KRL.
Jangan seperti sekarang yang terlihat pajangan pamflet/poster yang besar adalah iklan-iklan yang ada di setiap sudut gerbong, sementara pengumuman yang disediakan PT KCJ/PT KAI terlihat sangat kecil jika dibaca penumpang yang berdiri maupun duduk. Seharusnya porsi iklan dan pengumuman seimbang sama besarnya.
Bagaimanapun, PT KCJ tidak hanya pandai untung besar dan melupakan kewajibannya dalam mendidik pelanggan/penumpang KRL Commuter Line, termasuk sosialisasi pemakaian kartu atau tiket harian berjaminan (THB). Selain itu, PT KCJ berkewajiban menjaga 24 jam terus menerus kondisi pintu masuk/keluar peron (tapping gate in dan get out) dalam posisi bagus dan baik. Artinya, tidak pernah rusak sedetikpun yang dampaknya sangat fatal bagi arus keluar dan masuk penumpang ke/dari stasiun